• makalah 1
  • makalah 2
  • makalah 3
  • makalah 4
  • artikel 1
  • artikel 2
  • artikel 3
  • ppt 1
  • ppt 2
  • Minggu, 24 November 2013

    zaman batu

    1. Zaman Batu
                      Zaman batu adalah suatu zaman diamana alat-alat penunjang kehidupan manusia sebagian besar terbjuat dari batu. Zaman batu dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut
    a)      Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
    Disebut zaman batu tua karena alat-alat kebudayaan yang dihasilkan masih sangat kasar. Kebudayaan paleolitikum di Indonesia ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong, maka sering disebut Kebudayaan Pacitan dan Kebdayaan Ngandong.
    1)      Kebudayaan Pacitan
    Alat-alat kebudayaan pacitan ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1935. Di daerah pacitan banyak ditemukan alat-alat dari batu yang masih sangat kasar. Alat-alat tersebut berbentuk kapak, yakni kapak perimbas(chooper),karena tidak memakai tangkai maka disebut kapak Genggam. Alat kebudayaan pacitan diperkirakan dari lapisan pleistosen tengah(lapisan Trinil), sedangkan pendukung kebudayaan tersebut ialah Pithecantropus Erectus.
    Selain kapak Genggam, juga dikenanal jenis lain yakni alat Serpih(flake). Alat serpih ini digunakan untuk mengukiti binatang buruan, mengiris daging dan memotong ubi-ubian (seperti pisau pada masa sekarang). Alat ini banyak ditemukan di Jawa,Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, dan Timor.
    2)      Kebudayaan Ngandong
    Di sekitar daerah Ngandong dan Sidorejo(dekat Ngawi, Madiun Jawa Timur) didapatkan banyak alat-alat dari tulang disamping kapak-kapak genggam dari batu. Alat-alat kebudayaan Ngandong ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1941 dan banyak ditemukan alat-alat dari tulang(semacam penusuk=belati), dan tanduk rusa terutama di gua Sampung.
    Di Ngandong juga ditemukan alat-alat kecil yang dinamakan”Flakes” yang terbuat dari batu indah, seperti chlcedon. Dari hasil temuan yang menghasilkan ribuan alat paleolitikum tersebut, dapat diketahui tentang penggunaannya,demikian pula tentang penghidupannya. Alat-alat ini digunakan untuk berburu, menangkap ikan, dan mengumpulkan keladi,ubi,buah-buahan. Alat-alat tersebut jelas tidak dapat digunakan untuk bercocok tanam. Maka kesimpulan kita ialah bahwa penghidupan manusia paleolitikum adalah mengembara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Mereka tidak bertempat tinggal menetap, melainkan berpndah-pindah tergantung pada binatang buruannya dan hasil-hasil tanah sekitarnya. Cara penghidupan mengumpulkan makanan sebagaimana terdapatnya di alam dinamakan ‘food gathering”.
    b. Zaman batu madya (mesolitikum)
    Sesuai dengan perkembangan penalarannya, zaman mesolitikum ditandai dengan adanya kebuyaaan kyokkenmodinger dan kebudayaan abris sous roche.
    1)       Kyokkenmodinger
    Kyokkenmondinger berasal dari bahasa Denmark yaitu “Kyokkenmoddinger”kyokken adalah dapur sedangkan modding adalah sampah jadi kyokkenmodinger aritnya sampah dapur. Kyokkenmodinger adalah sampah dapur yang berupa bukit atau tumpukkan kerang dan siput yang tinggi dan panjang yang telah menjadi fosil.Kyokkenmodinger dapat ditemukan di sepanjang pantai Sumatra timur laut, di antara langsa(Aceh)-Medan.
    Tumpukan sampah dapur(Kyokkenmodinger) menunjukkan adanya kehidupan di sekitar pantai yang tinggal dirumah-rumah bertonggak.siput-siput itu dipatahkan ujungnya lalu dihisap isinya dari bagian kepala.  Kulit-kulit siput dan kerang itu dibuang selama waktu yang bertahun-tahun. Dan akhirnya menjadi bukit kerang yang bermeter-meter tinggi dan luasnya(ada yang mencapai 15meter).
    Di tempat yang sama ditemukan jenis kapak genggam(Chooper) yang diberi nama Pebble(Kapak Sumatra). Pebble dibuat dari batu kali yang dipecah atau dibelah sisi luarnya yang memang sudah halus dibiarkan, sedangkan sisis dalamnya (tampat belah) dikerjakan lebih lanjut sesuai dengan keperluannya. Selain itu juga ditemukan kapak pendek(hanche courte) yang bentuknya setengah lingkaran dan seperti kapak genggam.
    2)      Abris Sous Roche
    Adalah gua yang dipakai sebagai tempat tunggal manusia sebagai prasejarah. Gua-gua ini lebih menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memebri perlindungan terhadap hujan dan panas. Di dalam dasar gua terdapat peninggalan kebudayaan dari paleolitikum sampai neolitikum, tetapi sebagian besar dari zaman mesolitikum.
    Penlitian pertama abris sous rouche dilakukan oleh Dr.P.V.Stein Callencels (1928-1932) di Gua Lawa dekat sampung Ponorogo, Jawa Timur. Di tempat itu ditemukan alat-alat kebudayaan dari zaman paleolitikum hingga zaman logam, yang meliputi Flake, batu penggiling, ujung panah dari batu, kapak, alat dari tulang an tanduk binatang, alat dari perunggu dan besi. Yang paling banyak ditemukan adalah alat-alat dari tulang batang binatang yang dikenal dengan nama Sampung Bone Culture.
                            c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
                                        Kebudayan Neolitikum adalah kebudayaan batu baru, ciri-cirinya alat-alatnya sudah dibuat dengan baik, diasah(diupam) dan halus. Masa ini merupakan masa bercocok tanam di Indonesia yang bersamaan dengan berkembangnya kemahiran mengasah (mengupam) alat-alat batu mulai dikenalnya teknologi pemnuatan tembikar. Maka masa ini telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, yaitu perubahan dari food gathering menjadi food producing. Hasil kebudayaan neolitikum diantaranya adalah kapak persegi, kapak lonjonh, alat serpih, gerabah dan perhiasan.

    1.      Kapak Persegi
    Nama kapak persegi berdasarkan bentuknya yang berupa persegi panjang atau juga berbetntuk trapesium. Kapak persegi kebanyakan terbuat dari batu apai yang keras(chalsedon), bentuknya persegi panjang atau trapesium. Ada berbagai ukuran yang besar adalah beliung atau cangkul. Sedangkan yang kecil adalah tarah untuk mengerjakan kayu.
    Daerah penemuan kapak persegi di Indonesia bagian barat, seperti di Lahat, Palembang, Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya dan Pacitan. Penyebaran kapak persegi dari dataran Asia ke Indonesia melalui jalur barat(Sumatra-Jawa-Bali-Nusatenggara-Sulawesi). Pusat pembuatannya adalah di Lahat, Palembang, Bogor,Sukabumi,Tasikmalaya dan pacitan. Kapak persegi juga ditenukan di Jepang dan filipina.
    2.      Kapak Lonjong
    Nama kapak lonjong didasarkan pada bentuknya yang lonjong. Bentuk ujungnya yang runcing untuk tangkai dan ujung lainnya yang bulat diasah hingga tajam. Ada dua macam kapak lonjong yaitu Walzelbeil(yang besar) ditemukan di Irian sehingga sering dinamakan Neolitikum Papua, dan Kleinbeil(yang kecil) banyak ditemukan di kepulauan Tanimbar dan Seram.
          Sampai abad ke-20 kapak lonjong masih digunakan di Irian Jayadi terutama di daerah teroencil dan terasing . di luar Indonesia kapak lonjong ditemukan di Birma, Cina dan Jepang. Diperkirakam penyebaran kapak lonjong melalui indonesia timur yaitu daratan Asia-Jepang-Filipina-Minahasa-Irian Jaya. Zaman neolitikum juga ditemukan alat-alat perhiasan seperti gelang,kalung, manik-manik dan batu akik serta tembikar(periuk belangga).
    3.      Alat Serpih
     Alat serpih dibuat dengan cara memukul bongkahan batu menjadi pecahan –pecahan kecil yang berbentuk segitiga, trapesium atau setengah lingkaran. alat serpih dikerjakan lagi menjadi mata panah dan ujung tombak.
     
    4.      Gerabah
    Di zaman bercocok tanam, manusia dapat membuat benda-benda dari tanah liat yang dibakar yang disebut tembikar atau gerabah. Cara pembuatannya sangat sederhana dengan tangan tanpa bantuan roda pemutar. Jenis benda yang dibuat dari tanah liat antara lain kendi, mangkuk, periuk belangga dan manik-manik.
    5.      Perhiasan
     Perhiasan di zaman neolitikum umumnya terbuat dari batu, tembikar dan kulit kerang. Di Indonesia banyak ditemukan di Jawa Barat dan Jawa tengah. Jenis perhiasannya meliputi gelang, kalung, manik-manik dan anting-anting.
    2. Zaman Logam
              Disebut zaman logam karena alat-alat yang ditemukan sebagian besar terbuat dari logam. Diperkirakan pada masa itu telah terjadi hubungan dagang antara bangsa indonesia dengan bangsa-bangsa Asia(Asia Tenggara) yang telah mengenal logam. Di zaman logam terdapat zaman tembaga, zaman perunggu, dan zamn besi.
    1.      Zaman tembaga
    Pada masa ini manusia sudah mampu mengola logam tembaga yang sesua dengan bentuk-bentuk peralatan yang dibutuhkan seperti periuk, belangga dan sebagainya.
    2.      Zaman perunggu
    pada masa ini manusia sudah mampu membuat peralatan dari perunggu. Perunggu adalah logam campuran antara tembaga dengan tima. Hasil dari kebudayaan perunggu diantaranya adalah nekara perunggu, kapak corong, bejana perunggu, arca-arca perunggu, dan perhiasan perunggu.

    3.      Zaman besi
    Pada masa ini alat-alat kehidupan manusia sudah banyak terbuat dari besi. Manusia telah dapat melebur biji-biji besi dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan kebutuhannya, seperti mata kapak, mata pisau, tombak, cangkul dan sebagainnya.